Blog Bisnis Online - Dalam berbisnis, manakah yang harus didahulukan antara berfikir dan bertindak? Apakah berfikir dahulu baru bertindak, atau sebaliknya bertindak dahulu baru nanti berfikir belakangan? Bagaimana menurut versi sobat? Diantara keduanya, manakah yang paling benar? Baik, kita akan uji kebenaran dari keduanya melalui kejadian nyata dalam kehidupan ini. Simaklah baik-baik kisah berikut...
Humaidah adalah seorang mahasiswi disebuah kampus besar yang terletak ditengah-tengah kota Jogjakarta. Pada suatu ketika, Humaidah berjalan menyusuri lorong koridor menuju kampus kuliahnya. Waktu itu jalanan cukup ramai dan tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya, spontan dia kaget luar biasa dan dia menoleh kebelakang untuk mencari siapakah gerangan orang yang telah menepuknya dari belakang tadi.
Tepat dibelakangnya berdirilah seorang cowok yang berlagak pilon dan menoleh kearah lain. Dengan marah besar Humaidah langsung menampar cowok tersebut "Benar-benar tidak sopan nih cowok" Pikir Humaidah dalam hatinya. Cowok itupun gelagapan karena mendapatkan tamparan secara mendadak, "Aduh-aduh, kenapa ini, mengapa kau menamparku?" kata cowok tersebut.
"Halaaah, nggak usah ngeles, ngaku aja deh! Emangnya aku cewek apa'an?" kata Humaidah semakin marah dan mengundang perhatian banyak orang yang lalu lalang disepanjang koridor tersebut. "Emangnya apa yang telah aku lakukan padamu?" kata cowok itu. "Dasar cowok kurang ajar, bukannya minta ma'af, malah berlagak pilon lagi!" semprot Humaidah tanpa mempedulikan kerumunan banyak orang ditempat itu.
"Beneran deh, salah saya apa?" tanya cowok itu kepada Humaidah. "Mana ada sih maling ngaku, penjara bisa penuh dibuatnya!" jawab Humaidah dengan nada yang semakin meninggi. Akhirnya salah satu dari orang yang berkerumun itu menengahi mereka berdua dan bertanya kepada Humaidah, "Apa yang telah dia lakukan padamu?", "Tanya aja padanya!" jawab Humaidah. Lalu orang tersebut bertanya kepada cowok itu, "Apa yang telah kau lakukan padanya?", "Aku tidak merasa melakukan apa-apa, tapi tahu-tahu dia menamparku" kata cowok tersebut.
"Sudah-sudah, kalau seperti ini urusannya bisa rancu, sekarang kau ceritakan saja apa yang telah dia lakukan padamu" kata orang tersebut kepada Humaidah. "Cowok itu menepuk saya dari belakang, tapi dia nggak mau mengakuinya" kata Humaidah dengan nada kesal. "Apa, menepukmu, kapan?" jawab cowok itu dengan mimik kaget. "Nah kan, mana mau ngaku dia" kata Humaidah sambil menahan emosi.
"Okay, kalau emang aku menepukmu, siapakah saksinya?" kata cowok itu melakukan pembelaan. Humaidah memandang keliling kearah kerumunan banyak orang disekitar kejadian itu dan tidak satupun orang yang angkat bicara untuk mendukungnya menjadi saksi atas kejadian tersebut. "Okay, kau menang sekarang, tapi awas, jangan kau dekat-dekat aku lagi ya" ancam Humaidah. "Baguslah, aku juga tidak mau kau tampar lagi" kata cowok itu sambil berlalu dari tempat itu.
Selang satu hari setelah kejadian tersebut Humaidah bertemu dengan sahabat karibnya yang bernama Nisa. "Hai Humaidah, kemarin aku dengar kau ribut sama cowok ya?" tanya Nisa. "Ya, aku tampar cowok itu karena telah berani kurang ajar kepadaku" jawab Humaidah. "Emangnya kau diapain sama dia?" tanya Nisa lagi. "Dia menepukku dari belakang sampai aku kaget dibuatnya, tapi dia tidak mau mengakui perbuatannya" jawab Humaidah.
"Hah, dimana kejadiannya?" tanya Nisa sambil menyelidik. "Dilorong koridor yang menuju kampus kita itu Nis" jawab Humaidah. "Astaghfirullaahal 'adziim.." gumam Nisa kaget dan merasa bersalah. Humaidah heran melihat ekspresi sahabat karibnya itu, lalu ia bertanya kepada Nisa, "Kenapa Nis?", "Humaidah, yang menepuk kamu itu aku, bukan cowok itu, aku iseng ngerjain kamu, menepukmu dari belakang lalu sembunyi dan lari dari koridor itu, ma'afin aku ya, aku tidak tahu kalau akan berakibat seperti itu" jelas Nisa dengan mimik takut. Humaidah pun terdiam dan ada penyesalan tersirat diraut wajahnya.
Udahan dulu tegang-tegangnya ya sob, kisahnya udah selesai tuh, hehehe... Inti dan hikmah dari kisah tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa dalam hal apapun dikehidupan kita ini, entah itu dalam realita kehidupan ataupun berbisnis, kita harus berfikir dahulu sebelum bertindak, jangan sebaliknya. Kalau kita bertindak dahulu dan berfikirnya belakangan, maka kita akan lebih banyak melakukan kesalahan yang berakibat kerugian seperti kisah diatas. Semoga bermanfaat dan salam sukses untuk sobat online semua.
Humaidah adalah seorang mahasiswi disebuah kampus besar yang terletak ditengah-tengah kota Jogjakarta. Pada suatu ketika, Humaidah berjalan menyusuri lorong koridor menuju kampus kuliahnya. Waktu itu jalanan cukup ramai dan tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya, spontan dia kaget luar biasa dan dia menoleh kebelakang untuk mencari siapakah gerangan orang yang telah menepuknya dari belakang tadi.
Tepat dibelakangnya berdirilah seorang cowok yang berlagak pilon dan menoleh kearah lain. Dengan marah besar Humaidah langsung menampar cowok tersebut "Benar-benar tidak sopan nih cowok" Pikir Humaidah dalam hatinya. Cowok itupun gelagapan karena mendapatkan tamparan secara mendadak, "Aduh-aduh, kenapa ini, mengapa kau menamparku?" kata cowok tersebut.
"Halaaah, nggak usah ngeles, ngaku aja deh! Emangnya aku cewek apa'an?" kata Humaidah semakin marah dan mengundang perhatian banyak orang yang lalu lalang disepanjang koridor tersebut. "Emangnya apa yang telah aku lakukan padamu?" kata cowok itu. "Dasar cowok kurang ajar, bukannya minta ma'af, malah berlagak pilon lagi!" semprot Humaidah tanpa mempedulikan kerumunan banyak orang ditempat itu.
"Beneran deh, salah saya apa?" tanya cowok itu kepada Humaidah. "Mana ada sih maling ngaku, penjara bisa penuh dibuatnya!" jawab Humaidah dengan nada yang semakin meninggi. Akhirnya salah satu dari orang yang berkerumun itu menengahi mereka berdua dan bertanya kepada Humaidah, "Apa yang telah dia lakukan padamu?", "Tanya aja padanya!" jawab Humaidah. Lalu orang tersebut bertanya kepada cowok itu, "Apa yang telah kau lakukan padanya?", "Aku tidak merasa melakukan apa-apa, tapi tahu-tahu dia menamparku" kata cowok tersebut.
"Sudah-sudah, kalau seperti ini urusannya bisa rancu, sekarang kau ceritakan saja apa yang telah dia lakukan padamu" kata orang tersebut kepada Humaidah. "Cowok itu menepuk saya dari belakang, tapi dia nggak mau mengakuinya" kata Humaidah dengan nada kesal. "Apa, menepukmu, kapan?" jawab cowok itu dengan mimik kaget. "Nah kan, mana mau ngaku dia" kata Humaidah sambil menahan emosi.
"Okay, kalau emang aku menepukmu, siapakah saksinya?" kata cowok itu melakukan pembelaan. Humaidah memandang keliling kearah kerumunan banyak orang disekitar kejadian itu dan tidak satupun orang yang angkat bicara untuk mendukungnya menjadi saksi atas kejadian tersebut. "Okay, kau menang sekarang, tapi awas, jangan kau dekat-dekat aku lagi ya" ancam Humaidah. "Baguslah, aku juga tidak mau kau tampar lagi" kata cowok itu sambil berlalu dari tempat itu.
Selang satu hari setelah kejadian tersebut Humaidah bertemu dengan sahabat karibnya yang bernama Nisa. "Hai Humaidah, kemarin aku dengar kau ribut sama cowok ya?" tanya Nisa. "Ya, aku tampar cowok itu karena telah berani kurang ajar kepadaku" jawab Humaidah. "Emangnya kau diapain sama dia?" tanya Nisa lagi. "Dia menepukku dari belakang sampai aku kaget dibuatnya, tapi dia tidak mau mengakui perbuatannya" jawab Humaidah.
"Hah, dimana kejadiannya?" tanya Nisa sambil menyelidik. "Dilorong koridor yang menuju kampus kita itu Nis" jawab Humaidah. "Astaghfirullaahal 'adziim.." gumam Nisa kaget dan merasa bersalah. Humaidah heran melihat ekspresi sahabat karibnya itu, lalu ia bertanya kepada Nisa, "Kenapa Nis?", "Humaidah, yang menepuk kamu itu aku, bukan cowok itu, aku iseng ngerjain kamu, menepukmu dari belakang lalu sembunyi dan lari dari koridor itu, ma'afin aku ya, aku tidak tahu kalau akan berakibat seperti itu" jelas Nisa dengan mimik takut. Humaidah pun terdiam dan ada penyesalan tersirat diraut wajahnya.
Udahan dulu tegang-tegangnya ya sob, kisahnya udah selesai tuh, hehehe... Inti dan hikmah dari kisah tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa dalam hal apapun dikehidupan kita ini, entah itu dalam realita kehidupan ataupun berbisnis, kita harus berfikir dahulu sebelum bertindak, jangan sebaliknya. Kalau kita bertindak dahulu dan berfikirnya belakangan, maka kita akan lebih banyak melakukan kesalahan yang berakibat kerugian seperti kisah diatas. Semoga bermanfaat dan salam sukses untuk sobat online semua.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Silahkan Berkomentar Dengan Tanpa Menggunakan Link Iklan dan Bold. Terima Kasih